Pages

Kamis, 17 Januari 2013

Perkenankanlah Aku Mencintai-Mu Semampuku




Ya Allah, Ya Tuhanku,
Aku masih ingat, saat pertama dulu aku belajar mencintai-Mu…
Lembar demi lembar kitab kupelajari…
Untai demi untai kata para ustadz kuresapi…
Tentang cinta para nabi, Tentang kasih para sahabat,
Tentang mahabbah para sufi,
Tentang kerinduan para syuhada
Lalu kutanam di jiwa dalam-dalam
Kutumbuhkan dalam mimpi-mimpi dan idealisme yang mengawang di awan…
Tapi Rabbii, Berbilang detik, menit, jam, hari, pekan, bulan dan kemudian tahun berlalu…
Aku berusaha mencintai-Mu dengan cinta yang paling utama,
tapi…Aku masih juga tak menemukan cinta tertinggi untuk-Mu…
Aku makin merasakan gelisahku membadai…
Dalam cita yang mengawang, Sedang kakiku mengambang, tiada menjejak bumi…
Hingga aku terhempas dalam jurang Dan kegelapan…
Wahai Ilahi, Kemudian berbilang detik, menit, jam, hari, pekan, bulan dan tahun berlalu…
Aku mencoba merangkak, menggapai permukaan bumi dan menegakkan jiwaku kembali Menatap,
memohon dan menghiba pada-Mu
Allahu Rahiim, Ilaahi Rabbii, Perkenankanlah aku mencintai-Mu Semampuku
Allahu Rahmaan, Ilaahi Rabii Perkenankanlah aku mencintai-Mu Sebisaku
Dengan segala kelemahanku
Ilaahi, Aku tak sanggup mencintai-Mu Dengan kesabaran menanggung derita,
Umpama Nabi Ayyub, Musa, Isa hingga Al musthafa,
Karena itu izinkan aku mencintai-Mu
Melalui keluh kesah pengaduanku padaMu Atas derita batin dan jasadku
Atas sakit dan ketakutanku
Rabbii, Aku tak sanggup mencintai-Mu seperti Abu bakar,
yang menyedekahkan seluruh hartanya
dan hanya meninggalkan Engkau dan Rasul-Mu bagi diri dan keluarga.
Atau layaknya Umar yang menyerahkan separo harta demi jihad.
Atau Utsman yang menyerahkan 1000 ekor kuda untuk syiarkan dienMu.
Izinkan aku mencintai-Mu,
melalui seratus-dua ratus perak yang terulur pada tangan-tangan kecil di perempatan jalan,
pada wanita-wanita tua yang menadahkan tangan di pojok-pojok jembatan.
Pada makanan–makanan sederhana yang terkirim ke pada mereka yang lebih membutuhkan
Ilaahi, aku tak sanggup mencintai-Mu dengan khusyuknya shalat
salah seorang shahabat Nabi-Mu hingga tiada terasa anak panah musuh terhunjam di kakinya.
 Karena itu Ya Allah, perkenankanlah aku tertatih menggapai cinta-Mu,
dalam shalat yang coba kudirikan terbata-bata,
meski ingatan kadang melayang ke berbagai permasalahan dunia.
Robbii, aku tak dapat beribadah ala para sufi dan rahib,
yang membaktikan seluruh malamnya untuk bercinta denganMu.
Maka izinkanlah aku untuk mencintaimu dalam satu-dua rokaat lailku.
Dalam satu dua sunnah nafilah-Mu.
Dalam desah napas kepasrahan tidurku.
Yaa, Maha Rahmaan, Aku tak sanggup mencintai-Mu bagai para al hafidz dan hafidzah,
yang menuntaskan kalam-Mu dalam satu putaran malam.
Perkenankanlah aku mencintai-Mu, melalui selembar dua lembar tilawah harianku.
Lewat lantunan seayat dua ayat hafalanku.
Yaa Rahiim, Aku tak sanggup mencintai-Mu semisal Sumayyah,
yang mempersembahkan jiwa demi tegaknya DienMu.
Seandai para syuhada, yang menjual dirinya dalam jihadnya bagi-Mu.
Maka perkenankanlah aku mencintai-Mu
dengan mempersembahkan sedikit bakti dan pengorbanan untuk dakwah-Mu.
 Maka izinkanlah aku mencintai-Mu dengan sedikit pengajaran bagi tumbuhnya generasi baru.
Allahu Kariim, aku tak sanggup mencintai-Mu di atas segalanya,
bagai Ibrahim yang rela tinggalkan putra dan zaujahnya,
dan patuh mengorbankan pemuda biji matanya.
Maka izinkanlah aku mencintai-Mu di dalam segalanya.
 Izinkan aku mencintai-Mu dengan mencintai keluargaku,
 dengan mencintai sahabat-sahabatku,
dengan mencintai manusia dan alam semesta.
Allaahu Rahmaanurrahiim, Ilaahi Rabbii, Perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku.
Agar cinta itu mengalun dalam jiwa.
Hingga cinta ini mengalir di sepanjang nadiku.

0 komentar:

Posting Komentar