Pages

Minggu, 10 Februari 2013

"Aku dan Yang Teristimewa"





Meski tak sekokoh iman Asiyah
Meski tak setegar sabar Maryam
Meski tak sekaya hati Khadijah
Meski tak secantik putri Fatimah

Aku akan mencoba...
Belajar...
Dari keshalehan mereka
Ikhtiar...
Merapikan diri yang kian berantakan

Mereka wanita teristimewa
Di seantero semesta ini, bahkan di akhirat kelak
Dan itu nyata dalam sabda Rasul
Yang kuingin bisa seperti mereka

Namun aku begitu hina
Sekadar khayalpun tak pantas rasanya bersanding dengan mereka
Aku hanyalah seonggok daging yang menjijikkan
Sedang mereka adalah bongkahan-bongkahan permata berharga
Yang amat menawan dimataMu

Aku begitu rendah
Sedang mereka begitu tinggi derajat kemuliaannya
Karena memang merekalah
Yang teristimewa

Sejatinya Muslimah shalehah
Dengan balutan hijab yang melindungi harga diri dan kehormatannya
Tak hanya sebatas penghias mahkota di kepala
Tapi juga menambah anggun akhlaknya

Berbeda dengan diri yang sangat kotor ini
Aku ingin mencontohnya
Ingin sekali memiliki Din secara kaffah
Layaknya empat wanita teristimewa itu
Bimbing aku, Robbi...

Mereka wanita berhijab
Dan sungguh-sungguh berhijab
Sedang aku?
Mengenakan pakaian kehormatan
Tapi tak terhormat

Telanjang!
Ya, bisa dikata demikian
Berkerudung namun hati tercemar dosa
Hijab terulur kedada namun akhlak tak tentu arah
Tak menuju ke arahMu
Tak teguh berpijak di jalanMu

Masih pantaskah aku mengenakan ini?
Kain lebar bernama kerudung yang melekat di kepala
Masihkah layak aku menyandang gelar Muslimah?
Wahai Dzat Yang Maha Mulia, perkenankan doaku

Ampuni segala dosaku
Tetes air mata ini takkan mampu melunturkan dosaku
Meski aku bersimpuh
Kecuali atas kuasaMu, Yaa Rahman...

Terkadang aku merasa memiliki dua sisi
Saat ku di sini aku begini
Saat ku di situ aku begitu
Dan seharusnya memang aku begitu
Beraqidah dan berakhlak seperti mereka

Aku rindu sosok itu
Yang teristimewa...
Asiyah, Maryam, Khadijah, dan Fatimah
Kalian inspirasiku tuk tetap pertahankan hijab ini
Jadikan aku seorang khusnul khotimah, Ya Illahi...
Maha Daya Engkau, satu-satunya Rabbku
Senja tlah berlalu
Matahari mulai menampakan sinarnya
Aku mulai terbangun
Teringat dikala kita bersama
Aku sakit bila akhirnya kita harus berpisah
Tak tega melihat dirimu terluka
Namun apa daya kini ku yang terluka
Kau mungkin tlah menemukan sossok dia
Dia seseorang yang kau cinta
Ku terluka
Mencoba tetaptersenyum walau sebenarnya hati ini menangis
Ku sendiri disini
Sakit setajam tertusuk pisau runcing
Merobek hati
Kini ku hanya bisa terdiam
Mencoba mencari celah kebahagiaan
Meski belum ku temukan
Titik terang menuju jiwa yang tenang
Biarkan rasa cinta ini terluka
Ada rahasia dibalik ini semua
Perihnya luka kan ku resapi
Menjadi nikmatnya hati yang tak terpungkiri
Betapa sayatan perih ini kan tetap abadi
Bersama dirimu yang telah merasuk ruh ini

0 komentar:

Posting Komentar